Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, asal-usul kalurahan Depok adalah sebagai berikut:
Akibat serbuan Belanda, Beberapa Abdi dalem Keraton Mataram harus pergi meninggalkan Keraton untuk menyelematkan diri, salah satunya adalah Garwa Ampean bersama abdi dalem setianya, yaitu Kyai dan Nyai Depok.
Garwa Ampean bersama abdi dalem setianya menyelamatkan diri dengan pergi ke arah tenggara,hingga tiba di suatu tempat yang masih berupa rawa, dengan ilalang menjadi pemandangan di segala sisi, serta penduduk yang masih sedikit.
Untuk melindungi daerah itu dari bahaya, Beliau bersama abdi dalem setianya membuat tanggul di sebelah utara. Selain menjadi aman, daerah tersebut tumbuh dengan pesat, dan penduduk menaruh rasa hormat dan kepercayaan pada Beliau. Untuk melestarikan dan menjaga daerah tersebut, Garwa Ampean menunjuk salah satu pengikut setianya untuk "ngesuhi" daerah tersebut.(saat ini daerah tersbut dikenal dengan nama Padukuhan Tanggul dan dibagi menjadi 3 padukuhan yaitu Tanggul Wetan, Tanggul Kidul dan Tanggul Kulon).
Tidak hanya membuat tanggul, Garwa Ampean dan pengikut setianya juga memberikan ilmu bertani, bekerja dan pertukangan kepada penduduk. Garwa Ampean memberi kepercayaan kepada Kyai Depok untuk melaksanakan tugas tersebut.
Garwa Ampean bersama para abdinya akhirnya juga membuat daerah di sebelah barat yang berupa rawa dan dipenuhi tumbuhan ganggeng dan lumut bisa dihuni penduduk.
beberapa tahun kemudian Garwa Ampean meninggal dunia dan perjuangan beliau dilanjutkan oleh Kyai dan Nyai Depok. Kyai dan Nyai Depok sangat dihormati penduduk karena pribadinya yang lembut, sabar dan penyanyang. Begitulah kemudian penduduk melestarikan Nama "Depok" menjadi nama sebuah daerah yang kini dikenal dengan Kalurahan Depok.
Hingga saat ini Pemerintah kalurahan Depok masih terus melakukan Penelusuran dan pencarian literatur terkait asal-usul dan tanggal berdirinya Kalurahan Depok.